Saturday, October 3, 2015

Cerpen Tokek Kekinian

Bermula dari kepercayaan orang-orang jaman dulu, dimana banyak orang yang percaya bila ada tokek yang berbunyi dan di seling dengan kata-kata harapan maka di mana suara itu berhenti tepat setelah kita mengatakan harapan kita maka akan terjadi. Contohnya,
Bila tokek bunyi "Tok-kek". Dan kita menyauti, "kaya". Dan bila bunyi "tokek" lagi kita sauiti kebalikannya, berarti "miskin". Dan terus sampai suara tokek itu berhenti, begitu cara orang-orang dahulu meramal masa depannya, tapi percayalah itu hanya mitos.

Nah, cerita kali ini bukan soal itu melainkan menceritakan seekor tokek yang gaul. Tokek ini selalu berbunyi setiap malam, dia biasa mangkal di pohon gede deket warung bu Inah, di mana warung itu selalu ramai dengan orang-orang yang menghabiskan waktu santainya di situ, apa lagi bila malam hari, tukang ojek pangkalan sebagai pelanggan tetap karna tempat mangkalnya di pohon gede itu. Bukan hanya tukang ojek, tapi supir angkot, dan anak-anak remaja juga suka nongkrong di situ karena tempatnya yang strategis dan asik buat ngobrolin pengalaman dan tempat curhat.

Tokek yang satu ini biasa bunyi pada sekitar jam 11-12 malam, dan siangnya sekitar jam 3 sore. Anehnya, di jaman yang serba berpendidikan ini, kepercayaan hal mitos seperti itu masih kental di daerah ini. Bukan hanya orang tua, anak kecilpun ikut-ikutan. Tapi bukan menanyakan kaya atau miskin, melainkan bila bunyi "to-keeekk" anak-anak menjawabnya "besok kasih jajan/mainan" to-keeek", "Gak di kasih jajan/mainan". Dan begitu juga anak-anak ABG, sebelum nembak cewek/cowok yang di taksirnya harus konsultasi dulu sama tokek ini.

Karena entah kebetulan atau tidak, setelah berkonsultasi hal itu 90% menjadi kenyataan, ya seperti ramalan gurita pada piala dunia 2010 lalu. Ya, namanya juga manusia gampang tersugesti oleh hal yang menarik.

Singkat ceritanya, mungkin tokek ini kesel setiap dia bunyi yang mungkin menurut dia sedang mengungkapkan isi hatinya atau memanggil rekannya atau apalah, tapi para kaum adam dan hawa malah menganggapnya sebagai ramalan. Ya jelas, mungkin tokek ini tersinggung.

Satu minggu sebelum Tokek Kekinian ini terkenal ke seluruh penjuru desa bahkan menjadi trending topik dengan hastag #Tokekkekinian ini, bermula ketika pak Jaya yang sedang di landa masalah yang membuat dia kebingungan total. Anaknya yang masuk rumah sakit karena DBD belum di bayar biaya rumah sakitnya dan harus tetap berada di rumah sakit, dan juga isterinya yang mau melahirkan beberapa hari lagi tapi belum ada biaya.

"ya tuhaaaan... Cobaanmu begitu berat terasa. Adakah keajaibanmu tuhaan?" keluh pak Jaya sedikit frustasi dan emosi. Kesana kemari mencari pinjaman namun yang di temui hanya tolakan ya, seperi lagu ayu ting-ting hahaa garing. Namun di suatu hari pak Jaya mampir di warung bu Inah. "kopi hitam bu satu!" pesan pak Jaya. "baru nongol lu, kemana aja?" tanya pak Herman sohib dari kecil pak Jaya. "nyari utang enggak ketemu-ketemu gue, pusing tau enggak lu?" jawab pak Jaya, "ya udah sabar aja!!" tanggap pak Herman dengan santainya, "yah, sabar terus dari dulu."

"ni kopinya pak Jaya", bu Inah mengantarkan kopi pesanan pak Jaya. Kopi pun di ambil pak Jaya dan langsung di seruputnya. Sambil menyeruput kopi pak Jaya melirik pohon gede tersebut dan muncul ide di otaknya. "Her, tokek di pohon itu masih ampuh enggak ya?" tanya pak Jaya, "katanya sih masih ampuh, tuh anak gue abis konsultasi sama tokek itu jadi di terima cintanya sama Mirna anak kembang desa sebelah". Sambil membanggakan anaknya pak Herman menjelaskannya, "siplah kalau begitu" pak Jaya dengan girang. Pak Herman pun bertanya "emang lu mau konsultasi masalah lu sama tu tokek, Jay?", pak Jaya menanggapi "ya selama ini kan gue enggak pernah nannya sama tuh tokek, ya sekali-kali bolehlah", "ya udah, kalau mau konsultasi nanti malam aja jam 11 malam" saran pak Herman, "sip, ya udah gue cabut dulu Her!" kata pak Jaya.

Malamnya sebelum jam tokek itu berbunyi tepat jam 10.30, di warung bu Inah banyak segerombolan anak muda Yang masih nongkrong, dengan berbagai bahasan sebagai objeknya. Di tengah kebisingan itu terdengar teriakan "kepo" dari salah satu anak-anak muda itu, setiap kali ada orang nanya di jawabnya "kepo". Karena masih bising si tokek hanya keluar dari sarangnya saja tanpa berbunyi, mungkin menunggu sepi atai sedang mendengarkan perbincangan gerombolan anak muda itu.

Datanglah pak Jaya dan pesan kopi hitam ke bu Inah. Sambil duduk santai pak Jaya memandangi pohon tempat tokek itu bernaung. Karena bising pak Jaya agak kesal dengan tingkah anak muda itu. "diam!! Brisik aja lu pada!" bentak pak Jaya dan anak-anak muda itu diam dan langsung pergi. "sabar pak" ujar bu Inah, "bikin kesel aja, enggak tahu ada orang lagi pusing".

Setelah suasana sepi, tokek itu keluar dan menghela nafas dengan lembut. Lalu bunyilah "to-keeek", pak Jaya langsung sumringah "Nah ini dia yang gue tunggu-tunggu" dalam hatinya dan langsung bilang "apakah ada keajaiban untuk masalah saya?" sambil teriak pak Jaya menannyakan pada tokek itu, tokek itu pun dengan lembut bunyi lagi "to-keeek", dan pak Jaya teriak lagi "apakah tidak ada?", tokek itu pun bunyi lagi, tapi berbeda dengan bunyi yang pertama dan kedua, bunyi ini membuat orang-orang yang mendengar jadi ketawa geli.

Beberapa menit tokek itu diam, pak Jaya kembali bertanya "ada tidak tokeeeeekk?", tokek pun berbunyi lagi "KE-POOOOO". Bu Inah, Pak Jaya, dan orang - orang yang masih di situ punu keheranan seperti salah dengar, "lu bilang apa tadi, tokek?" tanya pak Jaya penasaran, tokek pun bunyi lagi "ke-poooooo". Langsung orang-orang di warung dan termasuk bu Inah ketawa geli mendengarnya. "ha ha hahah ah a, kasihan amat lu Jay di ledekin sama tokek! Hah ah a" ledekan orang-orang di warung. "lu ngeledek gue, kek?" dengan emosi pak Jaya menunjuk-nunjuk tokek itu, bunyilah lagi "ke-poooooo", dan tokek itu terus bunyi seperti itu sampai pak Jaya menangis malu jadi bahan tawaan orang-orang.

Nah, semenjak kejadian itu pohon gede tempat bersemayamnya tokek itu dan sebagai tempat pangkalan ojek di beri nama "Pangkalan Ojek Tokek Kekinian".

Itulaha awal mula Tokek Kekinian jadi terkenal ke seluruh penjuru desa dan sosmed.

Pesannya, jangan percaya mitos!!! Dan semoga terhibur....

No comments:

Post a Comment